Makalah Ilmu Gizi Pangan
Pencernaan,Penyerapan Vitamin dan
mineral

Nama
kelompok 5:
Andika
Gilang Nurmoyo 1314051007
Amalia Romana 1314051009
Gita ayu ambarwati 1314051019
Nur Halimah 1314051035
Venni Elsa 1314051049
Amalia Romana 1314051009
Gita ayu ambarwati 1314051019
Nur Halimah 1314051035
Venni Elsa 1314051049
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..............................................................................................1
B.
Tujuan............................................................................................................2
C.
Rumusan
Masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pencernaan Manusia.........................................................................3
B. Saluran Pencernaan Manusia .......................................................................3
C. Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia.......................................................4
D.
Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin................................................6
E. Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia............................................10
F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia....................................11
G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia......................13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................................17
B.
Saran
...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
Kata
Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun,
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pencernaan
dan penyerapan vitamin serta mineral guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Gizi Pangan.
Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan seputarpencernaan dan penyerapan
vitamin,serta mineral dalam tubuh yang penyusun sajikan berdasarkan beberapa
referensi.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapakan
terimakasih kepada Yth:
1.
Ibu Dr.Ir.Sussi Astuti, M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu
Gizi Pangan,Universitas Lampung
2.
Rekan-rekan satu
kelompok
3.
Serta pihak lain yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Penulis juga
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik
dari segi bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
bermanfaat.
Bandar
Lampung,Mei 2014
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam
membantu aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia
dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya,
seperti penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan di lambung
dan lain sebagainya.
Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran
cerna hingga diperoleh bentuk – bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi ke dalam
darah untuk selanjutnya diangkat oleh darah atau limfe ke sel – sel tubuh.
Perubahan – perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses
pencernaan di dalam saluran cerna. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk
hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel,
biasanya pada hewan.
Pencernaan biasanya dibagi menjadi
aktivitas mekanik dan kimia. Dalam kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu
proses banyak-tingkat dalam sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah,
kebanyakan organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe
manipulasi mekanik. Sistem pencernaan sendiri tidak dapat
terlepas dari penyerapan (absorpsi) zat – zat gizi dari makanan
yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan nutrisi yang terkandung di
dalam setiap bahan pangan tentu diperlukan proses penyerapan. Penyerapan
sendiri terjadi di usus halus, saat makanan yang dikonsumsi telah melewati
sistem pencernaan tersebut.
Zat-zat yang
sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain, protein, lemak,
vitamin, dan mineral.Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasioleh enzim. Vitamin-vitamin tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi
Mineral adalah
kelompok mikronutrient bagi tubuh Anda, artinya hanya dibutuhkan dalam jumlah
kecil namun sangat berguna
terutama untuk berjalannya metabolisme tubuh, misalnya magnesium yang berperan
sebagai kunci penting bekerjanya enzim-enzim tubuh Anda terutama enzim-enzim
penghasil energi tubuh.
Orang-orang yang awam
biasanya masih kurang mengetahui mineral apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh
dan bagaimana proses penyerapan mineral dalam tubuh maka makalah ini disusun
untuk peningkatan pengetahuan bersama.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui proses pencernaan dan adsorpsi yang berlangsung di dalam
tubuh manusia.
2. Untuk mengetahui pentingnya mineral pada tubuh.
3. Untuk mengetahui proses pencernaan adsorpsi
mineral dalam tubuh manusia.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah
ini, sebagai berikut:
1.
Bagaimana proses pencernaan pada tubuh
manusia?
2.
Bagaimana proses adsorpsi pada tubuh?
3. Mineral apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh?
4.
Bagaimana sistem pencernaan dan adsorpsi mineral dalam tubuh?
2
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Pencernaan Manusia
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
- Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
- Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
- Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
- Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.
B.
Saluran
Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran)
dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran
pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut
dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon),
dan anus.
C.
Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia
Siklus
penyerapan berlangsung sangat intensif antara pukul 20.00 (8 malam) dan pukul
04.00 (dini hari). Sepanjang siklus ini terjadi proses penyerapan sebagian
besar zat-zat makanan yang sudah tercerna dan pembagian zat-zat makanan ke
seluruh bagian tubuh. Karena itu tidur terlambat aatau makan larut malam dapat
mengurangi pasokan energi yang diperlukan untuk proses penyerapan. Hambatan
pada salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus berikutnya,sehingga pada
pagi hari akan merasa tidak nyaman.
1. Anatomi sistem absorbsi
Absorpsi zat – zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2. Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
Absorpsi zat – zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2. Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerapan (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah
pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang
mengandung enzim-enzim sebagai berikut:
1. Amilopsin (amilase pankreas).
Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.Steapsin (lipase pankreas)
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
1. Amilopsin (amilase pankreas).
Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.Steapsin (lipase pankreas)
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan
ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui
saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan
zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan
lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan
ciri warna cokelat pada feses. Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus
juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut
:
1.Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2.Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3 Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin
1.Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2.Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3 Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi
dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi
glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna
menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak
dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral
tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur
usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Usus halus berbentuk lipatan – lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing – masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta – kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran usus halus.
Usus halus berbentuk lipatan – lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing – masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta – kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran usus halus.
2. Sistem absorpsi
Vili secara terus – menerus dalam keadaan bergerak.
Tiap vilus dilapisi oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi
yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan
diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh – pembuluh darah dan
pembuluh – pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem
limfe, yang merupakan sistem transportasi zat – zat gizi. Asam lemak dan
gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat
bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam
lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh
getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat
empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap
oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya,
vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Saluran cerna bekerja
secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat
diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan
dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi
merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif,
fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi
diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif
menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna
ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan
energi. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa,
asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui
kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke
hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang
tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
D.
Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin
1) Vitamin larut
lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu
dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain.
Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke
hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui
urin.
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak
yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang
menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang
mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkanresiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran
pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Ø
Absorsi,
transportasi, dan metabolisme
Vitamin A dalam makanan sebagian
besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama
lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil
dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta
karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi
dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu
menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh
kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A
dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol
Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh
berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh
RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan
pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di
dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai
asam retinoat.
Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari
dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol
(vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia,
yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi.
Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup
mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis
dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.
Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi
melalui makanan.
Ø Absorsi,
transportasi, dan penyimpanan
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus
bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus
halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan
di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada
orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana
hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin E
Vitamin E dapat diisolasi dari
minyak gandum dan dinamakan tokoferol. Sekarang dikenal beberapa bentuk
tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran
tokoerol yang aktif secara biologik.Fungsi vitamin E: Sebagai antioksidan
yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil dan
melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas.
Ø Absorsi,
transportasi, dan penyimpanan
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi
di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu
trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh
ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut
oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma,
sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol
di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density
lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu
di mitokondria dan retikulum endoplasma.
Vitamin K
Vitamin K ialah 2-methyl,
1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang
semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut
Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan
terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Ø Absorsi dan transportasi
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh
tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari
sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.Untuk
penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam
empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai
transport carrier bagi vitamin K tersebut.
2) Vitamin
larut air
Vitamin larut air dikelompokkan
menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks terdiri atas 10
faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam van
makanan yang hampir sama.
Vitamin C
Vitamin C adalah cristal putih yang
mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam
keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan denagn udara terutama
bila terkena panas.
Ø proses pencernaan dan adsorpsi
Vitamin C mudah diabsorsi secara
aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke
peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi
diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi
sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi
tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama
dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut
dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil
terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Ø proses pencernaan dan adsorpsi
Tiamin mudah larut dalam
air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel
epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan
pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin
dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel terhadap
tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak lagi
berlaku.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak
atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral
dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali,
dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya
biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat
fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu.
Ø proses pencernaan dan adsorpsi
Riboflavin bebas
terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap
dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas
mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan
melalui vena portale kehati.
Vitamin
B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah
bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.Fungsi vitamin B6 yaitu sebagai
koenzim terutama dalam transaminasi,dekarboksilasi,reaksi lain yang berkaitan
dengan metabolosme protein, PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam
gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6 jika
tidak dipenuhi penyerapannya dalam tubuh maka akan menimbulkan gejala-gejala
yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah
tersinggung dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan
kejang, anamia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka
pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerysakan sitem
syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kesemutan.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 merupakan
satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara syntetis total, tetapi
selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba , sebagai hasil
fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks
dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang
Ø proses pencernaan dan
adsorpsi
Absorpsi vitamin B12 mempunyai
mekanisme sangat rumit dan unik. Didalamsekresi gaster terdapat enzim
transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat
vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang
menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
E. Mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis,termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen
menjadi uap nitrogen (N2).
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk
komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan
dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan
konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat
kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan
penyakit defisiensi.
Mineral yang biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme
tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin
(Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan
(Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
Berdasarkan
banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar,
meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se. Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.
F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia
Mineral yang jelas
diperlukan untuk kesehatan, tetapi sebagian juga cukup beracun ketika hadir di
lebih tinggi dari konsentrasi normal. Dengan demikian, ada tantangan
fisiologis mendukung efisien tapi terbatas penyerapan. Dalam banyak kasus penyerapan usus
adalah langkah kunci dalam regulasi homeostasis mineral.
Tubuh sering mengontrol penyerapan mineral ke dalam dinding usus dan dari sana ke dalam sirkulasi darah. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan peningkatan penyerapan pada saat kekurangan atau kebutuhan yang lebih besar, tetapi juga untuk membatasi penyerapan untuk mencegah overloading tubuh dengan mineral yang dapat menjadi racun atau mungkin mengganggu konsentrasi darah diatur dengan hati-hati. Kontrol ini diberikan oleh tubuh sering menempatkan batasan mutlak pada penyerapan persentase yang mungkin bagi mineral yang berbeda. Misalnya, anak-anak tumbuh dapat menyerap hingga 60% dari kalsium diet mereka, sedangkan orang dewasa rata-rata penyerapan kalsium hanya sekitar 30%. Kemampuan untuk meningkatkan penyerapan mineral tambahan dengan merancang "optimal" formulasi hanya dapat berhasil dalam batas-batas yang ditetapkan oleh kontrol tubuh ini. Tabel berikut menunjukkan tingkat penyerapan mineral khas pada intake biasa oleh orang-orang non-kekurangan, dan faktor-faktor formulasi yang dapat membantu penyerapan mengoptimalkan.
Tubuh sering mengontrol penyerapan mineral ke dalam dinding usus dan dari sana ke dalam sirkulasi darah. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan peningkatan penyerapan pada saat kekurangan atau kebutuhan yang lebih besar, tetapi juga untuk membatasi penyerapan untuk mencegah overloading tubuh dengan mineral yang dapat menjadi racun atau mungkin mengganggu konsentrasi darah diatur dengan hati-hati. Kontrol ini diberikan oleh tubuh sering menempatkan batasan mutlak pada penyerapan persentase yang mungkin bagi mineral yang berbeda. Misalnya, anak-anak tumbuh dapat menyerap hingga 60% dari kalsium diet mereka, sedangkan orang dewasa rata-rata penyerapan kalsium hanya sekitar 30%. Kemampuan untuk meningkatkan penyerapan mineral tambahan dengan merancang "optimal" formulasi hanya dapat berhasil dalam batas-batas yang ditetapkan oleh kontrol tubuh ini. Tabel berikut menunjukkan tingkat penyerapan mineral khas pada intake biasa oleh orang-orang non-kekurangan, dan faktor-faktor formulasi yang dapat membantu penyerapan mengoptimalkan.
Mineral
|
Penyerapan
|
Faktor Mengoptimalkan
|
Kalsium
|
25-35%
|
Vitamin D
|
Magnesium
|
21-27%
|
Vitamin D
|
Besi (non-heme)
|
5-10%
|
Vitamin C, ligan
|
Seng
|
33-41%
|
Ligan
|
Tembaga
|
30-50%
|
Ligan
|
Selenium
|
50-80%
|
Penggabungan ke selenomethionine
|
Khrom
|
0,4-2,5%
|
Vitamin C, ligan
|
Manggan
|
1-3,5%
|
___________
|
Tambahan Formulasi Efek
pada Penyerapan Mineral
Dalam industri suplemen gizi, banyak klaim yang dibuat untuk penyerapan unggul tertentu, kadang-kadang proprietary, formulasi mineral.pertanyaannya adalah “Apa yang penting untuk penyerapan mineral yang optimal dari suplemen?"
Dalam industri suplemen gizi, banyak klaim yang dibuat untuk penyerapan unggul tertentu, kadang-kadang proprietary, formulasi mineral.pertanyaannya adalah “Apa yang penting untuk penyerapan mineral yang optimal dari suplemen?"
1. Minimal tablet atau kapsul harus hancur dengan benar untuk melepaskan
senyawa mineral pada waktunya untuk pencernaan dan penyerapan. Studi salut enterik (time-release) suplemen yang telah menunda disintegrasi
menyarankan mereka lebih sulit diserap dibandingkan dengan formulasi segera dibebaskan. Kelarutan senyawa mineral biasanya dianggap penting untuk penyerapan. Namun, kelarutan biasanya diukur di luar lingkungan gastrointestinal
kompleks (ini disebut ex vivo pengukuran), sering kali hanya menguji senyawa
dalam air biasa atau solusi sedikit asam. Metode ini sederhana mungkin memiliki sedikit relevansi dengan apa yang
terjadi selama proses pencernaan senyawa mineral; sementara beberapa studi menemukan korelasi antara kelarutan dan serap
beberapa suplemen mineral,lainnya tidak.
2. Ionisasi, atau disosiasi, yang
merupakan pemisahan ion mineral dari senyawa mineral (misalnya Fe +2 dari FeSO4 atau Ca +2 dari CaCitrate), mungkin
atau tidak mungkin terjadi ketika senyawa mineral larut larut dalam saluran
pencernaan. Bahkan, hal itu mungkin
tidak diinginkan untuk ionisasi tersebut terjadi. Hal ini karena ion mineral gratis rentan terhadap mengikat dengan ligan,
seperti fitat atau oksalat, yang dapat mengganggu penyerapan mineral. Di sisi lain, jika mineral diperparah dengan ligan lemah diet yang dikenal
untuk meningkatkan penyerapan mineral itu,mungkin dengan melindunginya dari
agen pengikat kuat, maka akan menguntungkan bagi senyawa ini untuk tetap utuh
sampai wilayah serap usus tercapai. Sayangnya, apakah senyawa mineral dalam suplemen tetap non-terionisasi
melalui fase lambung pencernaan belum diteliti secara memadai.Satu ex vivo
studi yang ada menetapkan bahwa magnesium sitrat, diuji dalam kondisi asam menyerupai
pencernaan lambung, tetap 65% utuh sebagai kompleks non-terionisasi setelah
dissolving. Jadi mungkin bahwa senyawa mineral tertentu, seperti sitrat, telah
meningkatkan penyerapan sebagian karena kemampuan mereka untuk tetap dalam
bentuk kompleks larut sampai penyerapan terjadi.
G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia
Beberapa jenis mineral
yang di serap oleh tubuh dan telah diketahui proses penyerapannya:
Kalsium
Kalsium diserap dari usus Luman oleh
dua mechanims yang berbeda, dan besarnya relatif kepentingannya ditentukan oleh
jumlah kalsium gratis yang tersedia untuk penyerapan:
1. Aktif, penyerapan
transelular hanya terjadi di duodenum ketika asupan kalsium rendah. Proses ini
melibatkan impor kalsium ke enterocyte, transportasi di seluruh sel, dan ekspor
ke dalam cairan ekstraseluler dan darah. Kalsium memasuki
sel epitel usus melalui (TRP) saluran tegangan-sensitif dan dipompa keluar dari
sel melalui kalsium ATPase.
Langkah rate limiting dalam penyerapan
kalsium transelular adalah transportasi di sel epitel, yang sangat ditingkatkan
oleh calbindin protein pembawa, sintesis yang benar-benar tergantung pada vitamin D .
2. Pasif, penyerapan
paracellular terjadi di jejunum dan ileum, dan, pada tingkat yang jauh lebih rendah, di
usus besar ketika tingkat kalsium yang sedang atau tinggi. Dalam hal ini,
kalsium terionisasi berdifusi melalui persimpangan ketat ke dalam ruang
basolateral enterosit sekitar, dan karenanya ke dalam darah.Ketika ketersediaan
kalsium tinggi, jalur ini bertanggung jawab untuk sebagian besar penyerapan
kalsium, karena waktu yang sangat singkat tersedia untuk transpor aktif dalam
duodenum.
Fosfor
Fosfor diserap terutama sebagai fosfat anorganik dalam usus kecil bagian
atas. Fosfat diangkut ke dalam sel epitel oleh contransport dengan natrium, dan
ekspresi ini (atau ini) transporter ditingkatkan oleh vitamin D .
Besi
Besi homeostasis diatur pada tingkat penyerapan usus, dan penting yang
memadai namun tidak berlebihan besi diserap dari makanan. Penyerapan
tidak memadai bahwa jumlah dapat menyebabkan gangguan kekurangan zat besi
seperti anemia. Di sisi lain, zat besi yang berlebihan adalah racun karena mamalia tidak
memiliki jalur fisiologis untuk eliminasi nya.
Besi diserap oleh enterosit villus
dalam duodenum proksimal.Penyerapan yang efisien membutuhkan lingkungan asam,
dan antasida atau kondisi lain yang mengganggu sekresi asam lambung dapat
mengganggu penyerapan zat besi.
Besi besi (Fe + + +) dalam lumen
duodenum direduksi menjadi bentuk besi melalui aksi sikat perbatasan ferrireductase. Besi adalah
cotransported dengan proton ke enterocyte melalui transporter logam divalen
DMT-1. Transporter ini tidak spesifik untuk besi, dan juga mengangkut banyak ion
logam divalen.
Setelah masuk enterocyte, besi berikut
salah satu dari dua jalur utama. Jalan yang diambil
tergantung pada pemrograman yang rumit dari sel berdasarkan kedua beban zat
besi dan sistemik:
- Besi
kelimpahan menyatakan: besi dalam enterosit yang
terperangkap oleh penggabungan ke feritin dan
karenanya, tidak diangkut ke dalam darah. Ketika
enterocyte mati dan gudang, besi ini hilang.
- Besi
negara membatasi: besi diekspor dari enterocyte
melalui transporter (ferroportin) yang terletak di membran basolateral. Kemudian
mengikat besi-transferin pembawa untuk transportasi ke seluruh tubuh.
Besi dalam bentuk heme, dari konsumsi
hemoglobin atau mioglobin, juga mudah diserap.Dalam hal ini, tampak bahwa heme
utuh mengambil oleh enterocyte usus kecil oleh endositosis. Setelah masuk
enterocyte, besi dibebaskan dan pada dasarnya mengikuti jalur yang sama untuk
ekspor diserap besi anorganik. Beberapa heme dapat diangkut utuh ke dalam sirkulasi.
Tembaga
Tampaknya ada dua proses yang bertanggung jawab untuk penyerapan tembaga
- yang cepat, sistem kapasitas rendah dan lebih lambat, sistem berkapasitas
tinggi, yang mungkin mirip dengan dua proses dilihat dengan penyerapan kalsium. Banyak rincian
molekul penyerapan tembaga tetap harus dijelaskan. Menonaktifkan
mutasi pada gen yang mengkodekan ATPase tembaga intraseluler telah terbukti
bertanggung jawab atas kegagalan penyerapan tembaga usus pada penyakit Menkes.
Sejumlah faktor makanan telah
ditunjukkan untuk mempengaruhi penyerapan tembaga.Misalnya, asupan makanan yang
berlebihan baik seng atau molybdenum dapat menginduksi keadaan defisiensi
tembaga sekunder.
Seng
Zinc homeostasis diatur terutama oleh penyerapan dan kehilangan melalui
usus kecil.Meskipun sejumlah transporter seng dan mengikat protein telah
diidentifikasi pada sel epitel villus, gambaran rinci tentang molekul yang
terlibat dalam penyerapan seng belum di tangan.
Ekskresi usus seng terjadi melalui
penumpahan sel-sel epitel dan sekresi pankreas dan empedu. Sejumlah faktor gizi telah diidentifikasi yang memodulasi
penyerapan zinc. Protein hewani tertentu dalam diet meningkatkan penyerapan
zinc. Phytates dari bahan tanaman makanan (termasuk biji-bijian
sereal, jagung, beras) zinc chelate dan menghambat penyerapan.Subsistance diet
kaya fitat dianggap bertanggung jawab untuk sebagian kecil besar kekurangan
zinc manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Yang selanjutnya akan diserap
oleh usus halus oleh dinding usus. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan
harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah.
Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus,
melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena
porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. Yang diserap dalam tubuh ada
karbohidrat,lipid,protein serta vitamin dan mineral. Mineral yang biasanya terikat dengant enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K),
natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu),
seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).Vitamin merupakan senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme organisme.
B. Saran
1. Melalui penulisan makalah ini pembaca
diharapkan mengerti proses pencernaan dan penyerapan di dalam tubuh manusia.
2. Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih
mengerti tentang proses penyerapan vitamin dan mineral serta peranannya bagi tubuh manusia.
3. Semoga pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta
kelebihan Mineral bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2005.
Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
dr.Rusdiana.2012.Metabolisme mineral. https://www.google.com/url.http.usu.ac.id-download-basic-biology-of-cell-_slide_metabolisme_mineral.pdf diakses pada tanggal 06-05-2014.
The Casino at Borgata - GoGoGrand
ReplyDeleteThe Casino at Borgata is a luxurious resort and 텐뱃 casino located in magnetictrang.com Atlantic City, 토토 사이트 모음 New Jersey. The 인스타 셀럽 casino is located 네이버 룰렛 돌리기 on the famous